Manusia adalah sosok yang memiliki multi potensi yang butuh untuk senantiasa diasah sebaik mungkin. Oleh karenanya menjadi kewajiban bagi manusia untuk dapat mencari lingkungan yang tepat untuk dapat mengembangkan potensinya dengan baik. Bagian penting yang menciptakan sebuah suasana kondusif adalah kecenderungan yang dimiliki oleh seorang manusia. Karena sesungguhnya kecenderungan itu akan berkumpul untuk membuat keserasian dan keharmonisan.
Apabila kencenderungan ini telah bertemu dengan momentum jiwa maka energi kebaikan akan menggelora dalam tekad seseorang. Sehingga luapan energi ini akan mencari jalan untuk mengalir tersalurkan dalam sebuah gerak produtifitas. Ketika energi telah bergerak mengikuti alur morfologi aliran, maka pikiran adalah muara yang akan menampung & mendistribusikannya secara efektif pada setiap bagian tujuan yang dibutuhkan. Disanalah letak efisensi yang menjadikan setiap satuan energi menghasilkan satuan kemanfaatan yang sebanding. Akan tetapi perlu diingat seperti halnya sebuah muara sungai, maka disanalah letak bertemunya segala kemungkian yang berupa lintasan-lintasan dengan penguatan keteguhan hati atau keinginan nafsu. Pikiran selalu menampungnya dan mengkonfrontasikannya keduanya. Begitulah muara yang mempertemukan air tawar & asin, air bersih & endapan lumpur. Maka tepatlah apa yang termuat dalam asy-syam “maka Allah mengilhamkan pada jiwa itu jalan kefasikan & ketaqwaan. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilahborang yang mengotorinya”.
Gambaran ilustrasi itu membuat kontras dalam satu buah wadah yang sama antara produtifitas potensi yang bertolang belakang. Oleh karena sebuah ketetapan adalah keberadaan, keduanya bagai dua sisi mata uang, akan tetapi penetapan segala sesuatu terhadap kedua sisi yang ada adalah kemungkinan & kebebasan terhadap faktor-faktor penentu. Maka pilihlah sesuai dengan karakteritik fitrahnya....
Minggu, 27 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar