Manusia sebagi makhluk yang diberi potensi untuk menggunakannya dalam menjalani kehidupan, juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. oleh karenanya kenapa san Khalik juga menciptakan manusia lainnya, sebagai sebuah kumpulan/komunitas yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. dengan begitulah tercipta hubungan kerjasama saling tolong-menolong dalam menyelesaikan setiap masalah.
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya.” (Al Maidah: 2)
hubungan yang demikian memunculkan bentuk sunatullah tentang eksistensi manusia sebagai makhluk individu dan sosial. dua eksistensi yang harus ada, indi vidu mencirikan karakter personal yang membedakannya dengan orang lain dan sosial sebagai bentuk keterikatan antar individu dalam menciptakan perubahan yang bermanfaat bersama.
Namun demikian bentuk hubungan sosial ini tidak selamanya terjalin dengan baik. karena egoisme(individualisme) maka interpersonal dapat menjadi saling antipati. bahkan dapat menjadi saling mengintimidasi & menjatuhkan. inilah kenapa muncul dalam diri manusia perasaan takut pada orang lain. sebenarnya perasaan yang jauh lebih menyiksa dalam diri manusia bukanlah perasaan terintimidasi oleh orang lain. namun justru yang lebih berbahaya adalah ketakutan terhadap persepsi orang lain tentang dirinya sendiri. peransaan demikian menciptkan sebuah penjara dalam dirinya dengan jeruji & sipirnya adalah persepsi orang lain. jika perasaan terintimidasi dapat saja dihilangkan dengan melawannya secara langsung "face to face", maka terpenjara oleh persepsi orang lain merupakan bentuk perlawanan pada musuh ilusi yang tak kasat mata. karena sesungguhnya sang musuh adalah dirinya sendiri.
biasa bentuk penjara persepsi ini muncul karena beberapa sebab :
1. Sikap takut/pengecut yang terus dipelihara hingga memunculkan fobia yang tak beralasan karena terlanjut dikuasi ketakutannya.
2. Pikiran buruk pada orang lain yang tidak berdasar,orang-orang yang memiliki over sensitifitas akan melihat setiap gerak atau ekspresi orang lain sebagai sebuah ancaman pada dirinya. Yang pada akhirnya memimbulkan persepsi yang salah.
3. Trauma masa lampau, ini merupakan bentuk pengalaman akan kegagalan yang tidak dapat diatasi oleh kekuatan jiwanya sehingga memunculkan persepsi kegagalan ketika menghadapi kondisi yang serupa
Kamis, 25 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar