Ketika kita mengamati setiap orang yang kita kenal, baik dari anggota keluarga maupun sahabat karib, kita dapati bahwa setiap orang diciptakan dengan kekhasan masing-masing. Perbedaan yang membuat cirri dan keberagaman dalam hubungan interaksi interpersonal manusia. Dalam satu keluarga kita dapati seorang kakak memiliki watak yang keras kepala, mau menang sendiri, mudah marah, tapi juga mudah bercanda. Disisi lain sangh adik ceroboh, pelupa dan manja. Orang tua mereka merupakan seorang yang sibuk dengan pekerjaan mereka seorang yang memiliki pangkat dan jabatan namun jarang bertemu dengan mereka berdua (kakak dan adik tersebut). Dalam satu rumah kita dapati berbagai warna watak, apalagi kalau kita bandingkan dalam ruang yang lebih luas. Lingkungan masyarakat misalnya satu RT,dusun, kota dan seterusnya. Maka akan menjadi semakin beragam dan kompleks warna-warna yang muncul.
Nah, gambaran tentang ruang ini menunjukkan pula wajah yang berbeda satu dengan yang lain. Keluarga Pak Hasan dimata masyarakat dilihat sebagai keluarga yang harmonis, ramah dengan tetangga. Sementara keluarga Pak Harun dinilai tetangga disekitarnya cuek, kurang suka bersosialisasi dan tertutup. Sementara dikeluarga Pak Habib yang anaknya masih kecil, ada yang balita,remaja sangat ramai sekali. Kadang si kecil menangis dengan kencang sekali diwaktu lain didi berkelahi dengan adiknya banu.
Ada banyak factor yang mewarnai karakter atau watak setiap manusia dalam personalitas ataupun komunalnya. Factor interaksi yang terjadi, tokoh-tokoh yang berpengaruh, kemajuan lingkungan, tingkat pendidikan & pola pikir, adat kebiasaan yang berkembang, dan masih banyak lagi yang lain. Namun secara sederhana sebenarnya kesemuannya itu diikat oleh 3 hal, subyek pelaku atau manusianya, ruang lingkup kehidupan dan proses waktunya.
Oleh karenanya watak peradaban selalu dinamis, tidak pernah berhenti pada satu waktu atau titik. Selalu berproses menurut subyek dan ruang lingkupnya.
Peradaban islam dibangun atas jawaban persoalan masyarakat jahiliyah, menjadi masyarakat beradab diatur oleh syariat dan berkembang menuju tatanan yang teratur, menumbuhkan kemajuan berbagai aspek. Namun waktu mengubahnya seiring dengan perubahan generasi dan luas kekuasaannya. Roda berputar menggelinding menurun menuju posisi bawah, dan pada saat yang sama peradaban barat mulai berputar naik karena sentuhan halus ilmu pengetahuan dan lenyapnya dominasi egoisme gereja. Dan bergitu seterusnya…
Karakter generasi dalam kurun waktu tertentu menjadi identitas dari sebuah peradaban. Atas dasar apa generasi didik maka seperti itu pulalah bangunan peradaban yang akan berdiri. Semua berawal pada tujuan yang ditanamkan pada kehidupan manusia-manusia yang dibentuk. Mari kita bangun kembali karakter peradaban ini, seperti yang kita harapkan…
Rabu, 25 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar