Bukit Bertuah
Mungkin ini adalah bukit yang cukup special. Karena al-Qur’an mengabadikannya secara khusus menjadi surat ke-52, yaitu surat At-Thur. Dan bahkan pada ayat pertama Allah besumpah atas nama bukit ini,
“Demi gunung(sinai).
Begitu juga Allah mengulanginya dalam surat At-Tiin,
'Demi buah tin dan zaitun. Demi (Bukit) Thursina. Dan, demi negeri yang aman ini.''
(Attin ayat 1-3).
Dan kita semua tahu bahwa ketika Allah bersumpah dengan makhluknya, maka ini menunjukkan keutamaan makhluk tersebut. Sepertihalnya ketika Allah bersumpah dengan waktu. Lalu apa yang menjadikan bukit thur menjadi begitu bermakna?
“Dan kaum Musa, setelah kepergian (Musa ke Gunung Sinai), mereka membuat patung anak sapi yang bertubuh dan dapat melenguh (bersuara) dari perhiasan (emas). Apakah mereka tidak mengetahui bahwa (patung) anak sapi itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan). Mereka adalah orang-orang yang zalim.''
(al-a’raf: 148)
Bahwa bukit ini telah mengukir kisah tentang musa. Yang menjadi tempat perjumpaannya dengan Allah swt. Dan disanalah musa menerima wahyu ketika dalam pelariannya, meninggalkan negeri mesir bersama kaumnya. Dan dari bukit ini pula sepenggal perjuangan musa, “kesombongan” musa dan pembangkangan yang dilakukan bangsa israil ketika ditinggalkan musa dibukit thursinai, menjadi pelajaran dalam peradaban yang dikisahkan dari generasi ke generasi. Memang masih banyak perdebatan dimana sesungguhnya letak bukit thursinai yang diberkahi itu. Namun setidaknya, nilai-nilai peristiwa yang menjadi pengiringnya akan tetap menjadi ibrah disetiap zaman. Dan apa yang ada disana akan tetap menjadi misteri tersendiri,
''Dan, pohon kayu yang keluar dari Thursina (pohon zaitun) yang menghasilkan minyak dan menjadi makanan bagi orang-orang yang makan.''
(Almu'minun ayat 20).
0 komentar:
Posting Komentar