Bukit Ibrahim
dan (ingatlah) ketika
Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku,
perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati."
Allah berfirman: "Belum yakinkah
kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku
telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).
Allah berfirman: "(Kalau demikian)
ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah
berfirman): "Lalu letakkan diatas
tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah
mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(al-baqarah:260)
Siapa sangka bahwa pernyataan itu muncul juga dari seorang teladan yang penyantun lagi lembut hatinya,
“Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati."
Bukan… ini bukan tentang ketidak percayaan, atau lemahnya iman. Namun ini justru, sebuah kecerdasan tentang jalan menguatkan iman. Berbeda dengan kebanyakan kita, lahir dari keluarga muslim, hidup dalam lingkungan muslim & tinggal dinegara yang mayoritas muslim. Sehingga kadang kita merasa tidak perlu untuk melihat kembali kadar keimanan kita. Merasa cukup dengan identitas muslim & ritual keislaman yang kita lakukan. Sehingga iman kita menjadi terasa hambar. Maka iman yang dikuatkan dengan kecerdasan, oleh bukti visualisasi/pembuktian kebenaran itu, menguatkan iman yang telah ada dalam dada. Seperti Ibrahim, ketika ditanya
"Belum yakinkah kamu ?"
Maka jawabnya, "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).”
Ini juga wujud kejujuran yang ditampakkan dalam dialog yang sederhana. Bukan sekedar bentuk tindakan menguji yang memang dilatari kesombongan/iman yang tidak merasuk dalam hati. Maka ini berbeda dari permintaan musa atau kaumnya. Yang memang permintaannya ditujukan untuk menguji Allah swt. Dan Allah-pun memberikan balasan kepada orang yang hendak menguji-Nya tanpa keimanan. Musa yang tersungkur tak berdaya setelah ditampakkan “wajah” Allah atau juga kaumnya yang ditimpa kesengsaraan pada padang yang gersang.
Maka lihatlah betapa Maha Penyantunnya ketika menghadapi hamba yang penyantun,
"(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera."
Diatas bukit itu, akhirnya Ibrahim mendapatkan apa yang dia cari. Sebuah bukti peneguhan iman. Kekuatan imannya telah mengantarkan pada makna pembuktian yang cerdas. Dan dari puncak bukit itu empat burung yang telah dicincangnya itu, kembali menyatu dengan kekuasaan Tuhannya. Maka mari kita uji kembali makna keimaan kita, dari pelajaran diatas bukit itu. “Bukit Ibrahim…”
0 komentar:
Posting Komentar