Bukit Kekalahan
Tak ada kata
yang mewakili beratnya perasaan sang Nabi. Betapa tidak semuanya telah terjadi
sebagaimana telah dikabarkan. Sang Paman yang mendukung dan melindunginya telah
sahid di medan jihad, para sahabat dekat tercabik berdarah-darah dan sang Nabi sendiri
terluka tak terperi. Dan hari itu
dikenang sebagai kekalahan pertama orang-orang mukmin yang menyakitkan.
Dalam ruang jiwa
manusia, jikalau kemarahan adalah wujud ekspresi atas ketidakpatuhan mungkin
menjadi wajar. Namun kehalusan hati dan kebesaran jiwanya dikuatkan perintah
langit,
Maka disebabkan
rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka…
Kisah epik di
atas bukit uhud memberikan pelajaran berharga bagi kita dalam bumi manusia
tentang kekalahan. Bahwa tidak selalunya engkau di pihak yang benar, engkau
harus selalu menang. Rencana dari langit tidak selalunya sama dengan keinginan
dalam diri manusia. Ini adalah hikmah berharga bagi tiap generasi sesudahnya.
Keimanan menjadi landasan atas tiap hasil dari ikhtiar yang telah dioptimalkan.
Dan keberlanjutan amal menjadi penanda akan keridho-an terhadap takdir yang
telah ditetapkan, sedang manusia adalah tempat salah yang mesti diberi kesempatan
untuk memperbaiki. Oleh karenanya dalam kerja jama’i hubungan antar manusia ini
menjadi hal berharga yang tetap dijaga sebagaimana diperintahkan Allah,
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu…
Yang mesti
menjadi perhatian adalah perencanaan dan penataan kembali amal-amal berikutnya.
… dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan
itu.
Tak kalah
penting pula untuk meyakinkan segenap pihak terhadap rencana dan amal tersebut
hingga Allah menetapkan kembali hasil yang terbaik.
… kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.
Maka dari puncak
bukit uhud itu kita mengenang tentang makna penting dalam berjamaah, ketaataan
sekaligus kebesaran dan kelapangan hati orang-orang beriman. Disana pula kita
melihat secara nyata orang-orang yang setia dalam beramal dan para pengkhianat
oportunis yang munafik. Di dunia realita kita ini sebentuk sketsa yang berbeda
warna dan bingkainya namun tetap saja sama nilainya.
0 komentar:
Posting Komentar