Selasa, 18 Maret 2014

0 altruis...

Tiba-tiba saja kita melihat seseorang yang berhenti, lalu turun dari mobilnya menghampiri seorang pengemis tua dipinggir jalan dan memberinya beberapa lembar uang kertas. Fenomena langka dizaman modern saat ini. Masih ada, tapi tak banyak.

Apa yang bisa kita tangkap dari fenomena ini mungkin penjelasan tentang fenomena sosial yang merujuk pada para teoritikus sosiologi. Gambaran ini menjelaskan satu sifat yang dianggap gila oleh para ekstrimis kapitalis, Altruis. Berbuat baik pada orang lain tanpa memikirkan dirinya sendiri, itu yang dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia. Kupasan sematik  memang lebih sederhana dibanding bayangan realitas tentang segala hal yang melatari altruis itu sendiri. Disini kita tidak berbicara tentang hasil aktivitas atau prosesnya sendiri secara kasat mata, namun segala bentuk variable yang melatari serta aspek non-fisik yang menjadi jembatan bagi tindakan altruis itu sendiri yang patut jadi perhatian kita.

Kadang memang tak butuh alasan atau penjelasan rumit untuk menjadi seorang altruis sendiri, sepertihalnya kita lihat dalam film pay it forward atau patch adam. Tetapi sekali lagi dalam dunia modern dengan dominasi kapitalis dan nuansa individualis ini, kita perlu mengangkat tentang altruis ini sebagai model yang mampu menjawab tentang problematika sosial kita. Meskipun semua itu ditolak mentah-mentah oleh para oprtunis kapitalis dengan menunjukkan perang terhadap altruis, altruis sudah mati…! Bisa jadi yang kita lihat tidak segamblang itu, namun lingkaran setan yang diciptakan para kapitalis sesungguhnya senanda dengan maksud ungkapan tersebut.

Fromm psikolog mazhab frankfrut banyak memberikan kritik besar tentang model kehidupan barat dan problematika yang dihasilkannya. Dalam buku-buku yang ditulisnya seringkali ia memberikan catatan besar tentang cara pandang dan perilaku masyarakat industry modern sebagai sebab bagi tatanan sosial yang kacau dewasa ini. Sane society, the art of loving adalah dua buku diantaranya yang mengupas sekaligus memberikan resep penyembuh bagi penyakit tersebut.


Cinta adalah obat bagi problematika barat, itu disampaikan fromm dalam the art of loving. Cinta dengan definisi yang produktif menjadi motivasi bagi altruis. Semua yang menggerakkan perilaku kebaikan yang berkelanjutan adalah cinta. Disana altruis tidak sedang menyiksa dirinya dengan perhatian yang besar  dan berlebihan pada pihak lain. Namun sesungguhnya altruis sedang mengungkapkan cintanya yang menjadi sumber kebahagiaan bagi dirinya. Agaknya kematian altuis sejati adalah problem tentang cinta yang semakin mengering dalam danau kehidupan modern kita. Atau ia telah menjadi salah dimengerti oleh hampir keseluruhan manusia dewasa ini. Maka ancaman, altruis sudah mati…!!!bukan lagi ketakutan yang tak berdasar…

“Seseorang diantara kalian tidak dikatakan beriman sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri “


(HR. Bukhari & Muslim)

0 komentar:

Posting Komentar

 

"serunai hijau," Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates