Tiba-tiba saja kita melihat
seseorang yang berhenti, lalu turun dari mobilnya menghampiri seorang pengemis
tua dipinggir jalan dan memberinya beberapa lembar uang kertas. Fenomena langka
dizaman modern saat ini. Masih ada, tapi tak banyak.
Apa yang bisa kita tangkap dari
fenomena ini mungkin penjelasan tentang fenomena sosial yang merujuk pada para
teoritikus sosiologi. Gambaran ini menjelaskan satu sifat yang dianggap gila
oleh para ekstrimis kapitalis, Altruis. Berbuat baik pada orang lain tanpa
memikirkan dirinya sendiri, itu yang dijelaskan dalam kamus besar bahasa
Indonesia. Kupasan sematik memang lebih
sederhana dibanding bayangan realitas tentang segala hal yang melatari altruis
itu sendiri. Disini kita tidak berbicara tentang hasil aktivitas atau prosesnya
sendiri secara kasat mata, namun segala bentuk variable yang melatari serta
aspek non-fisik yang menjadi jembatan bagi tindakan altruis itu sendiri yang
patut jadi perhatian kita.
Kadang memang tak butuh alasan
atau penjelasan rumit untuk menjadi seorang altruis sendiri, sepertihalnya kita
lihat dalam film pay it forward atau patch adam. Tetapi sekali lagi dalam dunia
modern dengan dominasi kapitalis dan nuansa individualis ini, kita perlu
mengangkat tentang altruis ini sebagai model yang mampu menjawab tentang
problematika sosial kita. Meskipun semua itu ditolak mentah-mentah oleh para
oprtunis kapitalis dengan menunjukkan perang terhadap altruis, altruis sudah
mati…! Bisa jadi yang kita lihat tidak segamblang itu, namun lingkaran setan
yang diciptakan para kapitalis sesungguhnya senanda dengan maksud ungkapan
tersebut.
Fromm psikolog mazhab frankfrut
banyak memberikan kritik besar tentang model kehidupan barat dan problematika
yang dihasilkannya. Dalam buku-buku yang ditulisnya seringkali ia memberikan
catatan besar tentang cara pandang dan perilaku masyarakat industry modern
sebagai sebab bagi tatanan sosial yang kacau dewasa ini. Sane society, the art
of loving adalah dua buku diantaranya yang mengupas sekaligus memberikan resep
penyembuh bagi penyakit tersebut.
Cinta adalah obat bagi
problematika barat, itu disampaikan fromm dalam the art of loving. Cinta dengan
definisi yang produktif menjadi motivasi bagi altruis. Semua yang menggerakkan
perilaku kebaikan yang berkelanjutan adalah cinta. Disana altruis tidak sedang
menyiksa dirinya dengan perhatian yang besar dan berlebihan pada pihak lain. Namun
sesungguhnya altruis sedang mengungkapkan cintanya yang menjadi sumber
kebahagiaan bagi dirinya. Agaknya kematian altuis sejati adalah problem tentang
cinta yang semakin mengering dalam danau kehidupan modern kita. Atau ia telah
menjadi salah dimengerti oleh hampir keseluruhan manusia dewasa ini. Maka
ancaman, altruis sudah mati…!!!bukan lagi ketakutan yang tak berdasar…
“Seseorang diantara
kalian tidak dikatakan beriman sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya sendiri “
(HR. Bukhari & Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar