Bukit Badr
Tiga ratus tujuh belas orang benar-benar tercengang melihat apa yang ada dihadapan mereka. Tampak jumlah pasukkan tiga kali lipat dan tengah bersiap untuk membabat habis mereka. Tentu itu semua diluar bayangan. Karena diawal mereka hanya berharap bertemu dengan 40 orang pengawal yang mengiringi barang dagangan Abu Sufyan. Tapi apa mau dikata, inilah takdir dan keinginan Allah yang membuat jalan cerita menjadi berbeda.
“Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir.Agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.”
(QS 8: 7-8)
Ditengah tengah pasukan kecil itu, satu pemimpin ditengah-tengah mereka begitu kusyuk dalam berdoa,
“Ya Allah, jika Engkau tidak memenangkan pasukan ini hari ini, maka sungguh tidak aka nada lagi orang yang akan menyembah-Mu di dunia ini”
Sepenggal cuplikan kisah itu ada di hari furqon, diatas bukit sejarah. Menjadi awal bagi pembentukan komunitas pengukir sejarah. Kelak setelah hari itu dan orang-orang yang ada di bukit badar itu mendapat kedudukan istimewa dari Allah swt, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah.
'Berbuatlah sesukamu(ahli badr). Aku telah mengampuni kamu." (HR. Bukhari)
Maka dari atas bukit batu yang sempit itu kita memandang satu pokok iman, yang teguh dan tak tergoyahkan. Kepasrahan yang utuh diantara dua pilihan hidup mulia atau beroleh ke syahidan. Menyesallah sebagian dari sahabat yang tak turut dalam peperangan itu. Karena gelar utama diantara para sahabat adalah ahlul badr, para kesatria yang memenangkan dien ini dari kecongkak kekafiran. Mari, tumbuhkan heroism dalam dada ini mengambil secuplik iman dari pahlawan bukit badar.
0 komentar:
Posting Komentar