Revolusi
industri telah merubah tatanan sosial masyarakat barat. Golongan kelas menjadi
nampak berbeda, namun masih tetap ada. Motif ekonomi mendorong kepentingan
individu atas keberadaannya dalam society, begitu ungkap webber dalam penjelasan
teori sosiologinya. Jika demikian adanya, sekali lagi barat telah dibutakan
materi sebagai tujuan dan ukuran dalam civil society-nya. Sehingga nampak sudah
individu-individu egois yang dihidup dalam satu koloni tapi tak saling peduli
dan terikat. Ini tafsir sekaligus penjelas atas keluhan dan kritik fromm kepada
masyarakat barat dalam sane society-nya.
Jika,
abad 20 adalah gambaran individualis bagi gerak sosial masyarakat dibarat. Di
awal abad 21 ini, cerita menjadi semakin dramatis dengan munculnya generasi
baru yang dibentuk oleh budaya teknologi yang mencipta jenis ruang sosial baru
dalam dunia maya. “Generation Me”, begitu psikolog San Diego State University
Jean Twenge menyebutnya. “Dunia jadi
nampak punya wadah yang berbeda”, begitu yang dirasa oleh gen-Y yang lahir pada
era 80-an. Teknologi telah merubah tatanan dan perilaku di zaman modern. Tidak
hanya indiviualis namun mereka juga narsistik. Semua ukuran menjadi berbeda,
tak ada yang sama dan semua tidak harus disamakan. Maka kata Aku menjadi kata
ganti yang dominan dalam menunjukkan existensinya pada dunia. Semua kisah
berubah menjadi tentang Aku, tak perlu peduli dengan yang lain. Bisa jadi ini
model yang disebutkan oleh chairil anwar dalam puisinya,
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Ada
ego, yang kuat menjadi sumber identitas individu. Tentu ini masalah dalam
bangunan masyarakat majemuk seperti dinegeri ini. Wadah national state menjadi
tak bermakna jika hanya berfungsi sebagi batas teritoris. Semua problem menjadi
urusan personal dan yang lain tak mau tahu. Bencana, konflik, kemiskinan hanya
akan menghiasi kisah disepanjang kehidupan bangsa ini. Maka semestiny munculnya
identitas bagi generasi baru ini harus segera ditangani sebelum menjadi problem
besar, seperti ungkapan akhir chairil anwar
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi…
0 komentar:
Posting Komentar